BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan di
Indonesia,bidang studi administrasi pendidikan boleh dikatakan masih baru. Di
negara-negara yang sudah maju,administrasi pendidikan mulai berkembang dengan
pesat sejak pertengahan pertama abad ke-20,terutama sejak berakhirnya perang
dunia kedua. Khususnya di negara kita,Indonesia,adcministrasi pendidikan baru
diperkenalkan melalui beberapa IKIP sejak tahun 1960-an,dan baru dimasukkan
sebagai mata pelajaran decan mata ujian di SGA/SPG sejak tahun ajaran
1965/1966.Oleh karena itu,tidak mengherankan jika para pendidik sendiri banyak
yang belum dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan
dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pada umumnya. Disamping itu,
administrasi pendidikan itu sendiri sebagai ilmu,terus mengalami perkembangan
sesuai dengan perkembangan pendidikan negara masing-masing.(Agus:2011)
Setelah kita mengetahui realita yang
terjadi seperti yang sudah tersebut di atas,maka diperlukan sebuah penjelasa
secara rinci dan mendetail tentang administrasi pendidikan agar para pendidik
dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan itu. Oleh
karena itu para pendidiki terlebih dahulu harus mengetahui dasar-dasar dari
administrasi dan manajemen pendidikan, defenisi, teori dan prinsip manajemen
pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Menjelaskan
Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen pendidikan?
2.
Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan Administrasi dan Manajemen Pendidikan?
3.
Menjelaskan
Teori-teori dan prinsip Manajemen Pendidikan?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen pendidikan
2.
Mengetahui yang dimaksud dengan Administrasi dan Manajemen Pendidikan
3.
Mengetahui Teori-teori dan prinsip Manajemen
Pendidikan
D. MANFAAT
1.
Agar kita mengerti dan memahami tentang Dasar-dasar Administrasi dan
Manajemen pendidikan
2.
Agar kita mengerti dan memahami tentang Administrasi dan Manajemen
Pendidikan
3.
Agar kita mengerti dan memahami tentang Teori-teori dan prinsip Manajemen Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DASAR-DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN
1.
Dasar-dasar Administrasi
Pendidikan
Suatu
administrasi pendidikan akan dapat berjalan dengan baik dan berhasil mencapai
tujuan apabila memiliki dasar-dasar yang tepat. Dasar dalam hal ini pada
hakekatnya adalah suatu kebenaran yang bersifat fundamental yang dapat
dijadikan pedoman dan landasan yang tepat untuk bertindak.
Dalam lingkup
dunia pendidikan, dasar dalam administrasi pendidikan digunakan untuk menjadi
acuan dan pedoman bagi seorang administrator untuk mendapatkan sukses dalam
tugasnya.
Dalam lingkup administrasi pendidikan terdapat banyak sekali dasar-dasar, antara lain :
Dalam lingkup administrasi pendidikan terdapat banyak sekali dasar-dasar, antara lain :
a. Efisiensi
Seorang
administrator akan berhasil mendapatkan kesuksesan bila mana seoarang
administrator tersebut mampu menggunakan sember daya atau sumber tenaga dan
fasilitas yang ada secara efisien.
b. Pengelolaan
Seorang
administrator akan mendapatkan hasil yang efektif dan efisien, yakni hasil yang
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya dari semua sumber daya dan
fasilitas yang ada apa bila ia melakukan pekerjaan manajemen, yakni
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol semua kegiatan
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan.
c.
Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Prinsip
pengutamaan ini pada dasarnya penghindaran diri seorang administrator dari
hal-hal yang cenderung bersifat negatif dalam melakukan administrasi pendidikan.
Misalnya bila suatu pekerjaan yang bersifat manajemen dan pekerjaan yang
bersifat operatif dilakukan secara bersamaan maka seorang administrator akan
cenderung melakukan hal-hal yang bersifat operatif. Hal ini lah yang harus
dihindari oleh seorang adiministrator, karena prinsip ini berimplikasi pada
taraf suatu penorganisasian dalam organisasi, semakin rendah taraf organisasi
yang dimiliki maka akan semakin banyak kegiatan operatif yang dilakukan oleh
seorang administrator.
d. Kepemimpinan
yang Efektif
Seorang
administrator akan berhasil dengan baik jika ia menggunakan prinsip
kepemimpinan yang efektif, yakni kepemimpinan yang memperhatikan
dimensi-dimensi hubungan antar manusia (Human Relationship), dimensi
pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi yang ada.
Dalam prinsip ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang administrator untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya, antara lain: seorang pemimpin harus mempunyai hubungan yang baik dengan bawahannya, dalam artian dia harus mengenal bawahannya sehingga terjalin hubungan yang baik antara atasan dengan bawahannya;
pengawasan terhadap penyelesaian tugas dari setiap anggota dalam oarganisasi sesuai dengan pertelaan tugas, dalam artian jangan hanya karna mementingkan hubungan baik antara atasan dengan bawahan, seorang pemimpin mengabaikan terselesaikannya pekerjaan dengan baik yang dilakukan oleh anggotanya dan sebaliknya, jangan sampai terlalu mementingkan kewajiban kerja sampai-sampai melupakan kepentingan pribadi setiap anggota organisasi. seorang administrator harus memiliki gaya kepemimpinan yang tepat, yakni mampu memperhitungkan taraf kematangan pada anggota organisasi dan situasi yang ada, misal seorang administrator menemukan tidak adanya gairah pada setiap diri pekerja, maka dalam hal ini seorang administrator harus mampu membangkitkan gairah setiap pekerjanya untuk penyelesaian tugas yang baik.
Dalam prinsip ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang administrator untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya, antara lain: seorang pemimpin harus mempunyai hubungan yang baik dengan bawahannya, dalam artian dia harus mengenal bawahannya sehingga terjalin hubungan yang baik antara atasan dengan bawahannya;
pengawasan terhadap penyelesaian tugas dari setiap anggota dalam oarganisasi sesuai dengan pertelaan tugas, dalam artian jangan hanya karna mementingkan hubungan baik antara atasan dengan bawahan, seorang pemimpin mengabaikan terselesaikannya pekerjaan dengan baik yang dilakukan oleh anggotanya dan sebaliknya, jangan sampai terlalu mementingkan kewajiban kerja sampai-sampai melupakan kepentingan pribadi setiap anggota organisasi. seorang administrator harus memiliki gaya kepemimpinan yang tepat, yakni mampu memperhitungkan taraf kematangan pada anggota organisasi dan situasi yang ada, misal seorang administrator menemukan tidak adanya gairah pada setiap diri pekerja, maka dalam hal ini seorang administrator harus mampu membangkitkan gairah setiap pekerjanya untuk penyelesaian tugas yang baik.
e. Kerjasama
Seorang
administrator akan berhasil dengan baik jika ia mampu mengembangkan kerjasama
yang baik diantara setiap orang yang terlibat dalam organisasinya tersebut baik
secara vertikal maupun horizontal.
2. Dasar-dasar manajemen Pendidikan
a.
Manajemen sebagai Ilmu
Manajemen telah
dipelajarai lama dan telah dikaji, diorganisasikan menjadi suatu rangkaian
teori. Manajemen memerlukan disiplin-disiplin ilmu pengetahuan lain dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. Manajemen dalam upaya mencapai
tujuannya berdasarkan kaidah ilmiah dan sistematis.
b.
Manajemen sebagai
Seni
Diartikan
bahwa manajer dalam mencapai tujuan banyak dipengaruhi oleh
keterampilan-keterampilan pribadi, bakat dan karakternya.
c.
Manajemen sebagai
Proses
Manajemen sebagai
proses karena dalam mencapai tujuan menggunakan serangkaian kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Manajemen sebagai proses lebih
diarahkan pada proses mengelola dan mengatur pelaksanaan suatu pekerjaan, atau
serangkain aktivitas dalam rangka mencapai tujuan.
B. PENGERTIAN ADMINISTRASI
PENDIDIKAN DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
1.
Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi
pendidikan tersusun dari dua kata yakni administrasi dan pendidikan. Secara
etimologi kata administrasi berasal dari bahasa Latin yaitu “ad” yang berarti
kepada dan “ministro” yang berarti melayani. Secara garis besar dan bebas kata
administrasi dapat diartikan dengan pengabdian atau pelayanan terhadap suatu
objek tertentu.
Secara istilah
Administrasi adalah upaya pencapaian tujuan secara efektif dan efisien dengan
memanfaatkan orang-orang dalam suatu pola kerjasama. Di dalam pengertian
tersebut, kata efektif merujuk kepada hal yang telah menjadi tujuan dan
dihasilkan adalah sama dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Adminstrasi pendidikan dalam arti luas adalah suatu ilmu
yang mempelajari penataan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan (
Agus:2011). Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa penataan dalam arti mengatur,
manajemen memimpin, mengolah atau mengadminstrasikan sumber daya yang meliputi
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi serta membina. Sumber daya meliputi
sumber daya manusia, sumber daya atau kurikulum dan fasilitas.Sumber daya
manusia terdiri atas peserta didik, pendidik dan para tenaga jasa pendidikan.
Sumber belajar atau lebih khusus disebut kurikulum yaitu segala sesuatu yang di
sediakan oleh suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan (sagala:2012).
Adminstrasi pendidikan adalah segenap proses pergerakan
dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual dan materi yang
bersangkutan dengan pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Rivai administrasi
pendidkan merupakan serangkaian kegiatan yang berurutan dan beraturan dalam
rangka memanfaatkan semua potensi, untuk mencapai tujuan pendidkan secara
efisien dan efektif.
Mencakup
beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
administrasi pendidikan adalah suatu ilmu tentang penyelenggaraan pendidikan di
sekolah agar tercapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut. Singkatnya,
administrasi pendidikan adalah pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan dari
segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan-urusan sekolah.
2.
Pengertian Manajemen Pendidikan
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno
ménagement, yang artinya seni, melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary
Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin,
manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.
Secara umum Manajemen adalah ilmu dan seni
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha
para anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengertian Manajemen Pedidikan menurut para ahli:
a. Manajemen Pendidikan menurut Made
Pidarta. Manajemen Pendidikan diartikan sebagai aktivitas memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Manajemen Pendidikan menurut Soebagio
Atmodiwirio. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan,
sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
c. Berdasarkan pengertian manajemen
pendidikan dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan serta penilaian
usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
C.
TEORI TEORI DAN PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN
1.
Teori-Teori Manajemen Pendidikan
Adapaun teori-teori yang mendukung manajemen pendidikan adalah
sebagai berikut:
a. Teori Klasik
Teori klasik berasumsi bahwa pekerja atau manusia itu bersifat rasional,
berpikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Salah satu teori
klasik adalah manajemen ilmiah yang dipelopori Federik W. Taylor. Sasaran pada
pendekatan ini adalah kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan karyawan.
Selanjutnya Prinsip Studi Waktu dipelopori oleh Gilbreth menyatakan bahwa semua
usaha yang produktif diukur dengan studi waktu secara teliti. Berdasarkan studi
waktu muncul Prinsip Hasil Upah yaitu upah diberikan harus sesuai dengan hasil
yang besarnya ditentukan dari studi waktu.
Pelopor klasik yang lain yaitu Henri Fayol yang menyatakan ada 5 pedoman
manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengkomandoan, pengkordinasian,
dan pengawasan. Selanjutnya Max weber berpendapat bahwa birokrasi merupakan
cirri dari pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga
secara maksimal dapat memanfaatkan tenaga ahli.
Setiap
individu dalam organisasi mempunyai wewenang yang diatur oleh berbagai
peraturan kebijakan dan ketetapan hukum sehingga diperlukan pembagian tugas
sesuai dengan spesialis yang dimiliki individu. Birokrasi merupakan usaha untuk
menghilangkan tradisi organisasi yang membuat keputusan secara emosional atau
ikatan kekeluargaan sehhingga mengakibatka organisasi tidak efektif. Birokrasi
juga tidak ada hubungannya dengan prosedur yang berbeliit-belit, penundaan
pekerjaan, ketidakefisienan, dan pemborosan.
Meskipun
teori ini memiliki keunggulan dalam mencapai efisiensi organisasi, sekarang ini
tidak banyak berkembang karena sudah tidak sesuai denan perkembangan jaman yang
semakin global. Patokan-patokan pada teori klasik sudah tidak mencukupi
pengaruh globalisasi yang semakin bergolak. Sehingga muncul teori neo
klasik.
Contoh dalam teori ini pentingnya manajer mempertahankan wewenang formal,
tetapi sekarang karyawan semakin terdidik sehingga mereka kurang dapat menerima
wewenang formal.
Kelemahan teori klasik menurut Filley, Kerr dan Hous dalam adalah: 1) teori
klasik adalah teori yang terikat waktu, hanya cocok diterapkan pada permulaan
awal abad duapuluh, 2) teori ini mempunyai ciri-ciri deterministic, hanya
menekankan pada prinsip-prinsip manajemen tanpa memperhitungkan dimensi dalam
manajemen, dan 3) asumsi teori ini dirumuskan secara eksplisit.
b. Teori neo klasik
Teori ini muncul karena pada manajer terdapat kelemahan dengan teori
klasik. Teori ini berasmsi bahwa manusia itu makhluk social dengan
mengaktualisasikan dirinya. Para tokoh aliran ini menyatakan hakikat organisasi
adalah kerjasama, manajemen dapat bekerja secara efisien dan tetap hidup jika
tujuan organisasi dan kebutuhan perorangan yang bekerja dijaga dengan baik.
Dua hal
yang penting dalam teori Vromm adalah pembedaan antara imbalan instrinsik dan
ekstrinsik dan spesifikasi dari suatu keadaan di mana ekspektasi dan nilai
mempengaruhi kualitas pekerjaan seseorang. Seorang manajer harus menilai
dan mempertimbangkan struktur imbalan dengan hati-hati melalui perencanaan yang
teliti.
Pemahaman perilaku akan menunjukan keefektifan tugas yang harus dilakukan
seorang manajer walaupun hal tersenut merupakan bidang yang amat rumit.
Perilaku seseorang dipengaruhi tiga variable, yaitu 1) variabel individu,
mencakup keterampilan mental, fisik, latar belakang keluarga,, tingkat social,
pengalaman, umur an jenis kelamin, 2) variable organisasi, mencakup sumber daya
yang tersedia, gaya kepemimpinan, system imbalan, struktur organisasi, dan
desain pekerjaan, dan 3) variable psikologi, mencakup persepsi sikap,
kepribadian, proses belajar an motivasi.
c. Teori modern
Pendekatan ini didasarkan hal-hal yang bersifat situasional. Asumsi yang
dipakai adalah bahwa orang itu berlainan dan berubah, baik kebutuhannya,
reaksinya, tindakannya sesuai dengan lingkungan. Manajemen dipandang sebagai
suatu sistem didasarkan pada asumsi bahwa organisasi merupakan system terbuka
dan tujuan organisasi mempunyai kebergantungan.
Teori modern mempunyai pandangan bahwa organisasi itu terbuka dan kompleks.
Analisi sistem, rancangan sistem, dan manajemen member petunjuk dalam
mengoperasionalkan pendekatan sistem merupakan tiga unsur pokok yang
berusaha mengenal esensi keterpaduan berbagai unsur dalam memecahkan masalah
yang sifatnya kompleks, termasuk pendidikan.
2. Prinsip-Prinsip
Manajemen Pendidikan
Untuk menjamin keberhasilan sebuah
usaha maka manajemen haruslah dilaksanakan berdasarkan dalil-dalil umum
manajemen atau yang lebih dikenal sebagai prinsip-prinsip manajemen.
Dari sekian banyak prinsip manajemen
yang dapat diajarkan dan dipelajari oleh seorang calon manajer, diantaranya
yang terpenting adalah:
a.
Prinsip Pembagian
kerja
Bila sebuah usaha berkembang, maka
bertambah pulalah bidang-bidang pekerjaan yang harus ditangani. Maka pembagian
kerja diantara semua orang yang bekerja sama dalam suatu usaha tersebut menjadi
sangat penting. Di samping pembagian kerja antara atasan dan bawahan (orang
yang memimpin dan yang dipimpin). Dalam pembagian kerja perlu diperhatikan
penempatan orang-orang yang sesuai dengan keahlian, pengalaman, kondisi fisik
dan mentalnya.
Tujuan pembagian kerja adalah agar
dengan usaha yang sama dapat diperoleh hasil kerja yang terbaik. Pembagian
kerja dapat membantu pemusatan tujuan, di samping juga merupakan alat terbaik
untuk memanfaatkan individu-individu dan kelompok orang sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing.
b. Prinsip Wewenang dan Tanggung Jawab
Setiap orang yang telah diserahi tugas dalam sesuatu bidang
pekerjaan tertentu dengan sendirinya memiliki wewenang untuk membantu
memperlancar tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Akan tetapi
sebaliknya, semua wewenang tentu harus disertai tanggung jawab terhadap atasan
atau terhadap tujuan yang hendak dicapai. Antara wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang, sehingga setiap orang dapat memberikan tanggung jawab sesuai
dengan wewenang yang diberikan kepadanya.
Wewenang
adalah hak memberikan perintah-perintah dan kekuasaan meminta kepatuhan dari
yang diperintah. Ada dua jenis wewenang, pertama wewenang atau kekuasaan
pribadi yang bersumber kepada kepandaian, pengalaman, nilai moral,
kesanggupan memimpin dan lain sebagainya, kedua wewenang resmi yang
diterima dari instansi yang lebih tinggi. Wewenang resmi yang diperoleh dari
atasan tidak akan mendukung tugas-tugas seseorang, jika tidak diimbangi dengan
wewenang pribadi.
Tanggung
jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi atau kewajiban yang harus dilakukan oleh
seorang petugas. Untuk melaksanakan tugas atau tanggung jawab ini kepadanya
harus diberikan wewenang, agar kepatuhan dapat diberikan oleh bawahan dan
sangsi dapat diberikan kepada bawahan yang tidak memberikan kepatuhan.
c. Prinsip Tertib dan Disiplin
Sebuah usaha yang dilakukan dengan
tertib dan disiplin akan dapat meningkatkan kualitas kerja, dan peningkatan
kualitas kerja akan pula menaikkan mutu hasil kerja sebuah usaha.
Hakekat dari kepatuhan adalah disiplin,
yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pimpinan dan petugas
atau para pekerja, baik persetujuan yang tertulis, lisan maupun yang berupa
peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.
d.
Prinsip Kesatuan
Komando
Di dalam sebuah kapal tidak boleh ada dua
nakhoda, demikian pula di dalam sebuah usaha. Untuk setiap tindakan setiap
petugas harus menerima perintah dari hanya seorang atasan saja. Bila tidak,
berarti wewenang dikurangi, disiplin terancam, ketertiban terganggu, dan
stabilitas akan mengalami ujian.
Jika perintah datang dari hanya satu
sumber, maka setiap orang juga akan tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesuai dengan wewenang yang telah diberikan kepadanya.
e. Prinsip Semangat Kesatuan
Makna peribahasa jawa ‘rukun agawe
santosa’ atau persatuan adalah kekuatan telah kita pahami dan laksanakan
sejak lama. Hal ini harus dipahami oleh setiap anggota kelompok yang hendak melakukan
sebuah usaha bersama.
Dengan perkataan lain, dalam sebuah
usaha bersama, setiap orang harus memiliki jiwa kesatuan: merasa senasib
sepananggungan, dari yang paling atas sampai yang paling bawah. Sebab dengan
adanya semangat kesatuan yang teguh maka setiap orang akan bekerja dengan
senang dan memudahkan timbulnya inisiatif dan prakarsa untuk memajukan usaha.
f. Prinsip Keadilan dan Kejujuran
Semangat kesatuan hanya dapat dibina jika prinsip keadilan dan
kejujuran diterapkan dengan baik sehingga setiap orang dapat bekerja dengan
sungguh-sungguh dan setia.
Keadilan dituntut misalnya dalam
penempatan tenaga kerja yang harus benar-benar dipertimbangkan berdasarkan
pendidikan, pengalaman, dan keahlian seseorang. Kecuali itu keadilan juga
dituntut misalnya dalam pembagian pendapatan (upah), sesuai dengan berat
ringannya pekerjaan dan tanggung jawab seseorang.
Kejujuran dituntut agar masing-masing
orang bekerja pertama-tama untuk kepentingan bersama dari usaha yang dilakukan,
dan bukan mendahului kepentingan pribadi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Administrasi
Pendidikan adalah suatu ilmu tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah agar
tercapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut. Singkatnya, administrasi
pendidikan adalah pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan dari segala sesuatu yang
berhubungan dengan urusan-urusan sekolah.
Manajemen Pendidikan adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan serta penilaian usaha pendidikan
agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah atau
penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik.
klik di bawah ini untuk ppt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar